Skip to main content

 

Konflik yang membara di selatan thai semejak awal tahun 2004 mengakibatkan puluhan ribu nyawa dan ribuan masyarakat yang cendera, dan penderitaan bukan hanya sekadar terjadi akibat dari konflik sahaja tetapi terjadi juga oleh karena undang-undang konflik (undang-undang darurat militer) yang bisa menimpa keatas masyarakat di selatan salah satu contoh penderita dari seorang tersangka dan di tahan oleh tentera adalah seorang pemuda berkerja sebagai guru Tadika, simak cerita berikut

Oleh ROAD FOR PEACE Malaysia Besama NGO Thailand di Patani pada  4 /6/ 2013, 1:50

NGO Mly : Saya igin cerita sedikit : terlebihdahulu di  Palestin di gaza masyarakat di siksa oleh Israel  sampai perinkat/sehinga ibu-ibu terpaksa memasak rumput makan untuk menahankan hidup karena tidak ada makanan, oleh karena Israel di kumpong mareka, pada tahun 2010 masa itu kawan-kawan seluruh dunia kumpul dan pergi kesana palestin untuk membantu mareka ketika serangan Israel terhadap palestin, supaya memsebarkan kerasan Israel bertindak tarhadap palestin kepada dunia luas. Dengan berkerjasama dengak anak-anak, pemuda-pemuda untuk memberi keterangan-keterangan, dan saya berharap agar adik-adik ini member kerangan supaya saya dapat mengetahui bagaimana keadaan yang di alami oleh adik ketika di siksa ketika dalam tahanan dan disoal oleh pihak tentera thai.

Bagaimana tindakan tentera melakukan terhadap awak dan kawan-kawan setelah di tahan dan kasus apakah yang menjadi sebab mareka menahan anda ?

Pemuda : awal nya mareka dapat plat mutor (Nomor tanda kederaan) nomor sama dengan mutor di rumah saya, sebenarnya mutor itu adalah mutor punya ayah saya, tetapi apa bila mereka (Tentera) datang kerumah tangkap saya dan suadara saya berdua ke kem nya ......

hari pertama saya di soal dengan hal biasa

hari yang kedua jugak seperti biasa

pada malam yang ketiga itulah datang dengan berbagai tindakan, bagi saya pada malam itu saya di pukul (Gojoh) dari jam 10 malam sehinga pagi serta dengan pertanyaan darinya adalah " kenapa awak melakan BOM di yala ? "

“dengan pertanyaan itu saya dengan keras melok dan memjawab saya tidak melakukan itu”

kebiasaan saya pada hari sabtu dan minggu (ahad) saya hanya bertugas mengajar tadika saja, dan jawaban dari saya itu tidak dipercaya oleh mareka serta dengan balasan dari mareka dengan berbagai pukulan mulai dengan guna tagan, kaki dan lutut dan bergiliran 3 orang tentera bertanya dan memukul.

“tangan saya di tambat pada tiang sepak takraw di tegah lapangan pada malam hari itu sehinga pagi...”

pada malam keempat juga seperti malam sebelomnya mulai dari jam 10  saya di soal / di tanya, dengan hal yang sama oleh 5 orang tentera di kelilingi saya dan tindakan juga sama di tanya dan di pukul salah saya lamat memjawab pertanyaan lansung tindakan dan kalau saya memjawab tidak atau bukan, juga demikian tindakan, pertanya malam ini mulai dengan mutor siapa ini (munujukan mutor dalam foto ) saya memjawab saya tidak tahu mutor dalam foto itu, bahkan mutor yang di ambil itu adalah mutor ayah saya, dengan tegas mutor dalam foto ini saya tidak tahu !! karena dalam foto itu benar-benar bukan mutor saya atau ayah saya ! setelah di jawab demikian balasannya selalu dengan pukul seperti biasa di lakukan nya. dan tindakan akhir nya dengan memejet di lehir saya sehingga saya pinsang, setelah saya pinsang saya sadar saya sedang tidor di tanah, dan disuruh saya segera bagun, saya tidak sagup bagun karena belom bisa bernafas, lalu saya di sepak di dada saya 3 kali, saya tambah tidak bisa bernafas, badan saya rata-rata menjadi biru karena pukulan dan berbagai tindakan nya,

Setalah itu mareka di soal 2 orang lain dan saya di suruh duduk dan ada jugak yang datang memsoalkan saya lagi dengan soalan plat mutor siapa ?  saya mejawab saya tidak tahu karena saya benar-benar tidak tahu sama sekali, dan biasa mutor ayah siapa guna ? saya memjawab mutor ayah biasa ayah yang guna ... ketika saya menjawab mareka tetap tidak percaya, terus saya di siku perut oleh mareka

pada hari yang kelima dan yang keenam “saya tidak diberi makan dan minum,” dan tidak dapat melaksanakan ibadah sholat pada setiap waktu sholat dengan sempurna, saya hanya dapat sholat pada waktu asar saja dan kodor semua sholat lima waktu saya, kadang-kadang saya dapat sholat pada waktu esa, karena mareka tidak izinkan saya untuk wudut dan manni selama 1 minggu.

Dari kejadian seperti di atas maka tidak mengherankan kenapa masyarakat di selatan Thailand tidak ingin Hukum darurat militer dan menolok keberadaan tentera-tenreta yang bertugas di wilayah selatan ini. Terutamanya pada bulan Ramadhan 1340 H. sesuai dengan kesepakatan dialog perdamaian antara pemerintah THAI dengan kelompok perjuangan BRN

Simak Video oleh ROAD FOR PEACE di Link:

https://www.facebook.com/photo.php?v=10201013677617143&set=vb.551851261522023&type=2&theater